Rabu, 16 Desember 2009

Otomayor Pun Ikut Berdemo

Otomayor, mantan atlet lari marathon yang kini sehari-hari menjadi tukang becak pun ikut mendukung Hari Anti Korupsi (9/12). Dia rela berjalan kaki sendirian dari Salatiga, tempat tinggalnya, hingga Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah mulai pukul 02.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB untuk bergabung bersama sejumlah elemen masyarakat di Semarang berdemonstrasi pada hari Anti Korupsi sedunia ini. Pria asal Papua ini berjalan kaki sambil membawa bendera merah putih, dan poster bernada protes yang dikalungkan di lehernya. Dia juda mengenakan ikat kepala merah putih.

Dirinya mengaku kecewa dengan statement presiden RI, Susila Bambang Yudhoyono, semalam (8/12) di salah satu televisi swasta yang ia nilai belum tegas dalam pemberantasan korupsi di negeri ini.
”Saya kecewa telah memilih bapak SBY pada pemilu kemarin. Besok kalau ada pemilihan lagi saya nggak akan milih lagi (SBY-red),” ujar Otomayor. ”Sekarang ini penegakkan hukum di Indonesia ini bak sayur bayam dan kangkung yang diperjualbelikan di pasar saja,” tambahnya.

Kini, Otomayor hanya bisa menghidupi istri dan keempat anaknya dari penghasilan sebagai tukang becak di kota Salatiga, Jawa Tengah. Rata-rata dia hanya mendapat upah Rp 10.000 per hari. (FPP)

Lagi, Demo Anti SBY di Semarang

Semarang – Sore ini (16/12) sekitar pukul 17.00 WIB, sejumlah elemen masyarakat peduli HAM yang tergabung dalam Gerakan Rakyat (Gerak) Jateng, melakukan aksi unjuk rasa di depan videotron, kawasan Simpang Lima, Semarang. Mereka menuntut pendekatan HAM sebagai agenda pusat bagi pemenuhan dan penghormatan hak-hak sosial dan ekonomi warga, terutama masyarakat marjinal. Pemerintahan SBY yang disebut sebagai rezim anti rakyat, dianggap telah gagal menegakkan HAM di bumi pertiwi ini. Keberadaan Komnas HAM maupun komisi-komisi lain juga dianggap sebagai siasat pemerintah agar meredam pertentangan antara rakyat dan negara.
Hal ini terbukti dari tidak tuntasnya kasus Mei 1998 mengenai penembakkan mahasiswa Trisakti, kasus pembunuhan Munir, hingga kasus yang baru-baru ini terjadi seperti peristiwa penembakkan petani di Palembang, proses hukum yang dianggap tidak adil terhadap Minah di Banyumas dan Manisih di Batang, Jawa Tengah.
Pengunjuk rasa yang terdiri dari KP2KKN, LBH Semarang, Ampuh Jateng, BEM Undip dan belasan elemen lainnya menggelar sejumlah poster bernada protes atas penegakkan HAM yang lemah di berbagai bidang seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Mereka juga menempelkan gambar aktivis seperti Munir pada payung-payung berwarna hitam.Unjuk rasa ditutup dengan aksi pembakaran peti dari bambu yang menggambarkan matinya penegakkan HAM di Indonesia. (FPP)

Rabu, 09 Desember 2009

SBY Dinilai Gagal Memberantas Korupsi

Semarang – (9/12) Memperingati hari Anti Korupsi sedunia, sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Anti Korupsi Jawa Tengah (Gerak-Jateng) turun ke jalan untuk menggemakan seruan Anti Korupsi pada hari ini sekitar pukul 09.00 WIB (9/12). Dalam demonstrasi tersebut, Susilo Bambang Yudoyono dinilai gagal dalam memberantas korupsi di negeri ini. Hal ini dilihat mulai dari kasus yang baru-baru ini mencuat seperti “Cicak vs Buaya”, kriminalisasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga skandal Bank Century.
Sebelumnya aksi ini dimulai dari masjid Baiturahman, menyusuri Simpang Lima, dan bergerak menuju Kejaksaan Tinggi, Markas Besar Kepolisian Daerah, serta gedung Berlian atau kantor Gubernur. Di Kejati, mereka memberikan sebuah pedang dari kertas, sebagai simbol keseriusan pihak Kejaksaan Tinggi dalam memberantas korupsi, kepada Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi, D. Kadnezar. Kadnezar menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik adanya aksi anti korupsi ini. “Kami juga meminta dukungan dari seluruh masyarakat dalam memberantas korupsi ini,” tambahnya.
Para demonstran ini sempat dihalang-halangi oleh aparat kepolisian untuk memasuki kantor Gubernur. Kemudian mereka berorasi dan melakukan aksi teatrikal di depan pagar kantor Gubernur. Para demonstran ini menuntut agar pemerintah yang dipimpin oleh SBY menghapuskan mafia peradilan, menolak RPP tentang penyadapan bagi penegak hukum, dan mendorong KPK untuk berani mengungkap dugaan korupsi di Bank Century. Selain ketiga tuntutan tersebut, mereka juga ingin menunjukkan pada dunia internasional bahwa bangsa Indonesia siap dan serius dalam memberantas korupsi. (FPP)

Berjalan Kaki Salatiga-Semarang Demi Mendukung Hari Anti Korupsi

Minggu, 06 Desember 2009

Menegur Karena Kencing Sembarangan, Malah Menjadi Korban Aniaya

Semarang – Nasib sial telah dialami oleh Muh Masruh Bin Ngadiran (29). Berniat ingin menegur S alias Lempot Bin Ismail (42) yang telah kencing sembarangan di samping bengkel sepeda motor miliknya, malah ditanggapi dengan bogem mentah dari S ke arah wajah Muh (19/11). Akibat pemukulan yang dilakukan pada puul 18.30 WIB di halaman rumah kos Jl. Taman Tlogomulyo No.5 RT.01 RW.07 Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan tersebut, Muh mengalami kesakitan dan luka robek di bagian hidung dan bibir atasnya. Tidak hanya dipukuli, Muh juga diancam dengan senjata tajam jenis pisau, agar dirinya tidak berteriak.”Tapi pesone itu gak dibuat nusuk, cuman buat nakut-nakutin saja,” ujar S saat ditemui wartawan di Polres Semarang Timur Jumat (4/12).
Selain kencing sembarangan, yang membuat Muh kesal adalah karena S membuang kaca akuarium di samping bengkel motor miliknya. Namun ketika Muh menegur S, dirinya malah didatangi oleh S dan terjadilah pemukulan tersebut. Walaupun S sempat melarikan diri ke Mranggen, tapi sehari kemudian (20/11), ia berhasil diringkus oleh aparat yang berwajib.
S yang sehari-hari mengamen, kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di tahanan Polres Semarang Timur. Menurut keterangan Kasatreskrim Iptu Juleigtin Siahaan dalam gelar kasus pada Jumat (4/12), S alias Lempot dikenai pasal 351 KUHP atau pasal 335 ayat (1) ke-1e KUHP mengenai Tindak Penganiayaan atau Perbuatan Tidak Menyenangkan. (FPP)

Menggunakan Sabu-sabu, Seorang PNS Masuk Bui

Semarang – Isdiyoto (45), seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) tertangkap basah sedang memakai narkoba pada Kamis (12/11) di hotel Alam Indah Jl. Setiabudi 12 Semarang. Dalam gelar kasus yang diadakan oleh Polres Semarang Selatan hari ini (4/12), pria asal Kelurahan batursari, Mranggen, Kabupaten Demak ini mengaku dirinya baru saja menggunakan sabu sebanyak dua kali.
Selain menangkap basah pelaku penyalahgunaan narkoba ini, polisi juga menyita barang bukti 1 buah sedotan warna putih, 1 buah bong (alat hisap), 1 botol kecil berisi alkohol, 1 buah pirek (tempat membakar sabu-sabu), 1 buah jarum suntik, 1 buah sedotan, dan 1 buah korek gas. Narkoba berikut alat-alat hisapnya tersebut ia dapatkan dari seorang temannya yang kini masih buron sewaktu dirinya berada di Bekasi, Jakarta.
Menurut Kasatreskrim AKP Gandung S, SH, MH saat diwawancarai terpisah, tersangka dijerat dengan pasal 62 UU No. 05 th. 1997 tentang psikotropika. “Ancaman hukumannya paling lama adalah 5 tahun penjara,” tambah Gandung. Meski demikian Gandung tidak bersedia menyebutkan secara jelas identitas yang menyangkut tempat Isdiyato bekerja. Kini tersangka terpaksa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan menjadi pesakitan di tahanan Polres Semarang Selatan. (FPP)

Bandar Judi Bola AkhirnyaTeringkus

Semarang – Bandar judi bola yang sudah lama menjadi incaran, akhirnya teringkus oleh jajaran kepolisian resor Semarang Timur. Lokasi mangkal bandar judi yang berada di Kp. Baris No.389, RT 06, RW 01 Kelurahan Karang Turi, Kecamatan Semarang Timur ini terendus juga. 5 orang tersangka yang terdiri dari HS sebagai Bandar, S dan STS sebagai pengepul, BS dan NR sebagai pemasang berhasil diringkus pada Sabtu (21/11). Kali ini taruhan yang dipasang yakni pada sepakbola liga Inggris. Nilai taruhan berkisar dari Rp 50.000 hingga 1 juta rupiah.
Cara yang dilakukan adalah HS selaku Bandar menghubungi via telepon seluler atau SMS kepada S selaku pengepul pertama sebelum pertandingan sepakbola dimulai, yang memberitahukan tentang kesebelasan-kesebelasan yang akan bertanding dan operan terhadap kualitas kesebelasan yang akan bertanding. Lalu S mengirimkan SMS kepada STS selaku pengepul kedua tentang SMS dari HS tersebut. SMS tersebut diteruskan kepada para pemasang taruhan.
Dalam peristiwa tersebut petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa 6 buah telepon selular berbagai merek milik tersangka dan uang sebesar Rp 724.000, serta dua lembar hasil rekap yang dibuat oleh dua orang pengepul. Para pelaku kini telah ditahan di Polres Semarang Timur. “Mereka dikenai pasal 303 KUHP tentang Tindak Pidana Perjudian dengan ancamam hukuman maksimal 10 tahun penjara,”ujar Kasatreskrim Iptu Juleigtin Siahaan dalam gelar kasus di halama Polres Semarang Timur pada Jumat (4/12). Juleigtin juga mengatakan bahwa Bandar judi bola ini telah lama menjadi target operasi.
Rata-rata para pemasang taruhan tersebut sudah melakukan pemasangan selama 6 bulan hingga 1 tahun. Selanjutnya para pemasang tersebut memasang taruhan uang melalui SMS atau telepon langsung kepada para pengepul dengan jumlah bervariasi, mulai dari Rp 50.000 hingga 1 juta rupiah. Cara pembayaran uang taruhan dilakukan pada keesokan harinya setelah pertandingan usai. Apabila pemasang dalam permainan judi tersebut menang, maka oleh pengepul akan didatangi dan diberikan uang yang dipertaruhkannya setelah dikurangi Rp 10.000 atau 5 persen dari total hasil yang dimenangkannya. Total hasil yang bisa diraih oleh seorang pemasang yang menang taruhan bisa mencapai 9,5 juta rupiah. Sedangkan menurut pengakuan HS omzet rata-rata per hari dapat meraih Rp 200.000 hingga Rp 300.0000.(FPP)

Rabu, 02 Desember 2009

SUSNO DUADJI DIGANTI

Jakarta - Selasa (24/11) malam, Mabes Polri secara resmi mengumumkan penggantian Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) yang sebelumnya dijabat oleh Susno Duadji. Susno digantikan oleh Irjen Ito Sumardi yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Ahli Kapolri. Dalam konferensi pers, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Nanan Sukarna mengatakan bahwa pergantian jabatan tersebut merupakan bagian dari program mutasi di tubuh Mabes Polri. Ia menambahkan selain Susno dan Ito, 16 perwira tinggi dan 9 perwira menengah berpangkat Komisaris besar tutur dimutasi.
Penunjukkan Ito sekaligus mengakhiri calon pengganti Susno. Sebelumnya sering disebut beberapa nama yang menggantikan perwira tinggi yang penuh kontroversi itu. Di antaranya Kapolda Kalimantan Timur Irjen Mathius Salempang, Kapolda Jawa Tengah Alex Bambang Riatmodjo, Kapolda Sumatera Utara Irjen Badrodin Haiti, dan Nanan Sukarna. Susno sendiri selanjutnya menempati posisi panglima tinggi non-job di Mabes Polri.

Kamis, 22 Oktober 2009

Puluhan Aktivis Tuntut Syekh Puji Disidang Kembali

Semarang – (22/10) Puluhan aktivis perlindungan perempuan dan anak, Rabu (22/10) melakukan aksi protes atas pembebasan Pujiono Cahyo Widianto alias Syekh Puji. Mereka turun ke jalan meminta agar Pengadilan Tinggi Jawa Tengah segera memproses dan menerima upaya perlawanan yang dilakukan pihak Kejaksaan atas putusan sela Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang yang membebaskan Syekh Puji dari dakwaan pencabulan dan eksploitasi anak di bawah umur.
Dengan melakukan long march dari depan tugu videotron Jl. Pahlawan Semarang, ke kantor Pengadilan Tinggi Jawa Tengah, sejumlah aktivis gabungan beberapa LSM pemerhati perempuan dan anak, turun ke jalan. Sambil membentangkan poster dan berorasi, mereka memprotes sikap majelis hakim Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang yang telah membebaskan Pujiono Cahyo Widianto alias Syekh Puji dari dakwaan pencabulan dan eksploitasi anak di bawah umur.
Menurut Nanik Jumoenita, selaku koordinator aksi, apa yang diputuskan majelis hakim Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang dinilai telah melecehkan Undang-undang Perlindungan Anak, dimana dalam hal ini Lutviana Ulfa, gadis kencur 12 tahun menjadi korban atas perbuatan Pujiono.
Para aktivis perempuan meminta pihak Pengadilan Tinggi Jawa Tengah melakukan tindakan tegas, di antaranya memeriksa majelis hakim PN Kab. Semarang terkait putusan sela yang dikeluarkannya dan segera memproses upaya perlawanan banding yang diajukan pihak Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah. Menurut mereka apa yang dilakukan ini bukan merupakan tekanan atau mendikte pihak aparat penegak hokum, tetapi merupakan bentuk keprihatinan.
Dalam aksi ini, mereka melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan perjalanan proses hokum Pujiono di pengadilan yang sarat dengan suap terhadap majelis hakim sehingga mencerminkan bahwa hukum di negeri ini telah mati dan dapat dibeli. (FPP)

Rabu, 21 Oktober 2009

Demo Tolak SBY

Semarang – Aksi saling dorong antara aparat dengan puluhan mahasiswa PMII Komisariat Walisongo Semarang terpaksa terjadi, karena polisi memaksa mahasiswa untuk mundur ke belakang.
Menurut polisi, aksi mahasiswa yang dilakukan di depan bundaran air mancur dinilai mengganggu arus lalu lintas kendaraan yang melintas di depan kawasan demo. Para pendemo ini menentang pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono karena SBY dinilai belum dapat mensejahterakan rakyat. Janji-janji kampanye SBY seperti program BLT, sekolah gratis, ekonomi kerakyatan dan supremasi hukum perluy segera direalisasikan. Aksi ini diakhiri dengan melakukan sholat ghaib, sebagai tanda matinya supremasi rakyat.
Sementara itu di kawasan Simpang Lima Semarang, juga terdapat aksi demonstrasi menolak SBY, yang dilakukan oleh sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Sukarelawan Perjuangan Untuk Pembebasan Tanah Air (SPARTAN). Aksi ini diawali dengan berjalan kaki dari depan masjid Baiturahman, melintasi Simpang Lima, menuju ke kantor Gubernur Jateng untuk berorasi.
Sejumlah tuntutan mereka kemukakan dalam orasi, di antaranya pengusutan tuntas skandal Century, penghentian proyek neoliberal, nasionalisasi perusahaan pertambangan asing hingga penghapusan utang luar negeri.
Sebelumnya, penolakan pelantikan SBY juga telah dilakukan dengan aksi teatrikal di areal Tugu Muda Semarang. Aksi teatrikal ini dilakukan oleH KP2KKN, PATTIRO Semarang, YLBHI-LBH yang tergabung dalam gerakan Cinta Indonesia Cinta KPK (Cicak). Mereka prihatin terhadap pemberantasan korupsi yang mengalami kemunduran, selama pemerintahan SBY-JK lalu. Sementara itu mereka juga menuntut pengusutan kasus-kasus korupsi, termasuk yang ada di Jawa Tengah, secara tuntas dan transparan. (FPP)

Selasa, 13 Oktober 2009

Digusur, Pedagang Bakar Runtuhan Kios

Semarang – (13/10) Lantaran digusur, sejumlah pedagang kaki lima di Jl. Basudewo, bantaran Banjir Kanal Barat membakar runtuhan kios mereka yang telah dibongkar. Aksi pembakaran ini merupakan bentuk kekecewaan mereka terhadap pemerintah, atas ganti rugi yang tidak sesuai dan ketidakjelasan pemindahan lokasi berjualan.
Pedagang kaki lima bantaran Banjir Kanal Barat, satu persatu membongkar kios mereka. Ini dilakukan karena sudah menjadi kesepakatan dengan pihak pemerintah kota. Rencananya bantaran Banjir Kanal Barat ini akan dibersihkan oleh pemerintah kota. Meski ganti rugi yang diberikan tidak sesuai, yakni sebesar Rp 500.000 per kiosnya, pembongkaran ini dilakukan tanpa kericuhan. Selain ganti rugi yang tidak sesuai, ketidakjelasan nasib mereka selanjutnya masih meresahkan para pedagang ini.
Ahmad Rifaan, salah seorang pedagang yang sudah 8 tahun berjualan mengaku, dirinya tidak tahu menahu kemana akan diberikan tempat baru untuk berjualan. Selama belum ada tempat baru, terpaksa ia berhenti berjualan.
Setelah pembongkaran selesai, para pedagang melakukan pembakaran runtuhan kios lama mereka. Pembongkaran kios sendiri dilakukan dari pagi hingga siang hari, dengan pengawasan aparat Satpol PP. (FPP)

PSK Sunan Kuning Menggalang Dana Bagi Gempa Padang

Semarang – (13/10) Para Pekerja Seks Komersial (PSK) di lokalisasi Sunan Kuning Semarang, siang tadi beramai-ramai mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana gempa di Padang. Hal ini dilakukan usai melakukan pelatihan keterampilan salon.
Para panitia juga berkeliling ke sekitar komples Sunan Kuning. Satu-persatu rumah maupun kamar, mereka datangi untuk mengumpulkan dana. Ibu asuh, bapak asuh, beserta anak asuh pun dengan rela menyumbangkan dananya.
Ari Istiadi, selaku panitia penggalangan dana dari Griya ASA PKBI Semarang mengatakan, penggalangan dana ini dilakukan selain untuk membantu para korban gempa, juga ingin mengubah stigma masyarakat terhadap lokalisasi, yang kerap dianggap sebagai tempat yang tidak bermoral. (FPP)

Jumat, 09 Oktober 2009

Penanggulangan Banjirdi Semarang Lebih Prioritas Ketimbang Gempa

Semarang – (9/10) Penanggulangan terhadap banjir dan tanah longsor ini lebih diprioritaskan ketimbang penanggulangan gempa. Mengingat karena saat ini telah semakin dekatnya musim penghujan pada saat ini di wilayah Semarang dan sekitarnya. Hal ini terlihat dari diadakannya Gladi Penanggulangan Bencana Banjir dan Tanah Longsor sekitar pukul 10.00 WIB tadi di Hotel Patra Jasa, Semarang (9/10).
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan dampak bencana banjir dan longsor di beberapa daerah di Jawa Tengah khususnya kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Kendal. Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (9/10) mengatakan kesiapsiagaan menanggulangi bencana di daerah ini perlu ditingkatkan. Hal ini mengingat tindakan dari pusat seringkali terlambat dan selain itu yang paling dekat dengan bencana ialah daerah itu sendiri.
Djarot Priyantono Nugroho, Kepala BPBD Jateng (9/10) berharap bahwa akan ada persepsi dan langkah yang sama dalam menanggulangi dampak bencana oleh berbagai unsur seperti TNI dan Polri, Tim SAR, unsur kesehatan dan unsur-unsur yang terkait. Berbagai unsur tersebut rencananya akan berada pada satu komando yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah. BPBD sendiri telah menyiapkan 8 posko dan total 80 personil untuk penanggulangan banjir dan longsor di waktu mendatang.
Dalam rangkaian gladi ini, juga dilaksanakan workshop untuk menyusun ulang rencana penganggulangan banjir dan tanah longsor dan drill teknis untuk memantapkan keterampilan teknis operasional penanggulangan bencana, serta pameran penganggulangan bencana oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Perwakilan Universitas Negeri di Indonesia, Lembaga Usaha dan LSM. Kegiatan Gladi ini diawali dengan Gladi Posko di Hotel Patra Jasa Semarang dan kemudian dilanjutkan Gladi Lapang pada 10 Oktober mendatang di Lapangan Madukoro Semarang. (FPP)

Kamis, 08 Oktober 2009

asiiik...my first blog!

setelah berhari-hari nunggu email konfirmasi untuk bikin blog..akhirnya aku bisa jg hari ini untuk dapatkan email tsb. ternyata salah ngetik alamat email. yang harusnya belakangnya .co.id jadi .com hehehe pantes aja gak masuk2..akhirnya aku bisa ngeblog juga...